Pengabdian Masyarakat dengan Tema Penyuluhan dan Pelatihan Pembuatan Eco-Enzym dari Sampah Organik Rumah Tangga oleh Mahasiswa dan Dosen Teknik Kimia Universitas PGRI Madiun
Permasalahan sampah hingga saat ini masih menjadi issue di tengah masyarakat. Jumlah sampah semakin meningkat seiring dengan pergeseran pola hidup masyarakat. Bagaimana tidak, pada 2021, volume sampah di Indonesia mencapai 68,5 juta ton dan pada 2022 sudah mencapai angka yang mengkhawatirkan yakni 70 juta ton (Suhardi, Komisi IV DPR RI ). Oleh karenanya diperlukan inovasi yang mudah diaplikasikan untuk memecahkan masalah sampah di sekitar kita.
Bebagai solusi penanganan sampah telah banyak diberikan, diantaranya pengolahan sampah kering dengan Prinsip 3R (Reuse, Reduce, and Recycle),telah dilakukan berbagai upaya untuk sedikit demi sedikit mengubah mindset masyarakat agar lebih bijak dalam menngelola sampah dan membentuk pola kehidupan yang ramah lingkungan. Telah ditempuh pula upaya pengolahan sampah basah untuk menghindari merebaknya dampak buruk yang disebabkan oleh sampah terhadap kesehatan, misalnya tumbuhnya bakteri ataupun jamur patogen akibat penumpukan sampah organik yang tak dikelola dengan baik.
Eco-Enzyme hadir sebagai solusi atas permasalahan sampah organik di tengah masyarakat. Proses pembuatannya yang sederhana, sangat beragam manfaatnya, dan berpegang pada prinsip sustainable , serta mudah aplikasinya diharapkan mampu menjadi jawaban atas permasalahan sampah di sekitar kita.
Inovasi Eco-enzyme diprakarsai oleh Dr. Rosukon Poompanvong yang merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand. Berprinsip pada Fermentasi Bahan Alam, sampah organik diharapkan akan menghasilkan alkohol pada bulan pertama, bulan ke-2 menghasilkan asam asetat dan bulan ke-3 menghasilkan enzyme sehingga panen akan dilakukan pada bulan ke-3. Produk Eco enzym mempunyai banyak manfaat diantaranya sebagai penguat pada sabun cuci bajuhingga pembersih perkakas rumah tangga. Tak kalah penting Eco-Enzym digunakan sebagai pemurni udara organik, disaat marak penggunaan aerosol pengharum udara yang beredar dan dilansir berbahaya bagi kesehatan. Eco Enzym hadir sebagai solusi problematika kesehatan yang disebabkan oleh bahan kimia yang tak sengaja memapar tubuh kita. Keunggulan lainnya dari produk ini adalah sebagai hand sanitizer, herbisida dan pestisida alami, filter air, pupuk alami untuk tanaman, menyembuhkan infeksi jamur kulit, ketombe, sebagai pupuk tanaman. Inilah mengapa eco enzyme juga disebut Produk Berjuta Manfaat
Pada awal bulan Januari telah dilaksanakan Pelatihan Pembuatan EcoEnzym dalam Program Pengabdian Kepada Masyarakat di Lingkungan Griya Kencana Madiun sebagai wujud sumbangsih nyata penerapan teknologi tepat guna kepada masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Mahasiswa Teknik Kimia Universitas PGRI Madiun di bawah arahan dan pengawasan dari Dosen Teknik Kimia UNIPMA Sri Wahyuningsih, M.Si. dan Ibu Ade Trisnawati, M.Pd. Berikut ini adalah tahap-tahap yang dilalui dalam Pembuatan Ecoenzym :
a. Persiapan bahan dan alat
Persiapan untuk pembuatan eco enzym diawali dari persiapan wadah, pemilahan sampah organik dari dapur rumah tangga berupa kulit buah segar dan sayuran segar kemudian dibersihkan agar tidak ada zat penganggu fermentasi seperti sisa nasi, sisa makanan yang telah diolah sehingga akan memengaruhi proses fermentasi dan pemilihan gula merah sebagai pembantu fermentasi.
b. Pembuatan fermentasi
Pembuatan eco enzymeberdasarkan perbandingan air : bahan organik : gula merah= 10:3:1. Fungsi gula merah adalah pemicu terjadinya fermentasi, karena bakteri akan tumbuh subur pada media manis. Semua bahan dimasukkan dalam wadah dan tertutup dengan rapat.
c. Panen eco enzyme
Eco enzym dikatakan berhasil dan dapat dipanen jika berbau alkohol dan asam. Walaupun ditumbuhi jamur, hasil eco enzym tetap dapat digunakan asalkan jamur yang tumbuh berwarna putih yang disebut jamur pitera. Hasil cairan fermentasi disaring pada wadah yang dapat tersimpan dengan baik, ampas yang terbentuk dapat digunakan lagi untuk mempercepat fermentasi. Hasil panen eco enzym dapat disimpan tanpa batas waktu kadaluwarsa.
d. Pemanfaatan hasil panen eco enzyme
Hasil fermentasi ecoenzym dapat dimanfaatkan sebagai pembersih peralatan rumah tangga dengan perbandingan antara eco enzyme dan air tertentu, seperti pencuci piring (1:10-50), pembersih porselin (wastafel dan closet) dengan eco enzym murni, pupuk tanaman (1:1000), menyembuhkan luka atau jamur pada kulit dengan perbandingan eco enzym dan air (1:500), penghilang ketombe dengan perbandingan eco enzym, shampoo dan air (1:1:5), untuk mengurangi kerontokan, gatal di kulit kepala dan untuk menumbuhkan rambut pada kepala yg botak dengan perbandingan 1:1 Eco enzyme dan shampoo.
Kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema penyuluhan dan pelatihan pembuatan eco enzyme dari sampah organik rumah tangga seperti ini sangat bermanfaat untuk warga karena selain mengurangi jumlah sampah yang dibuang begitu saja juga hasil pengolahan eco enzyme sangat bermanfaat secara ekonomis dan meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan. Sehingga pada kegiatan pengabdian masyarakat kali ini warga sangat antusias mengikuti bahkan tertarik untuk mempraktikkan sendiri karena caranya yang sangat mudah. Melalui kegiatan ini diharapkan banyak masyarakat akan sadar pentingnya menyelamatkan bumi diawali dari setiap rumah tangga dengan mengolah sampah menjadi barang yang lebih bermanfaat.